Nisita.info – Para nelayan Kecamatan Sebulu, Kabupaten Kutai Kartanegara yang kesehariannya mencari ikan di Sungai Mahakam, masih terkendala dalam permodalan dan akses penjualan hasil tangkapan.
Hal tersebut dikatakan oleh Kepala Seksi (Kasi) Kesejahteraan Rakyat Kecamatan Sebulu, Nurul Yakin saat ditemui, pada Senin (5/5/2025).
“Nelayan masih menghadapi berbagai hambatan dalam mengembangkan usaha perikanan mereka. Masalah permodalan, keterbatasan alat tangkap, serta akses pasar yang minim menjadi tantangan utama yang belum teratasi,” ujarnya.
Kendala ini, ujarnya tentu saja akan berdampak pada rendahnya produktivitas dan kesejahteraan nelayan setempat. Padahal sektor perikanan menjadi salah satu sumber penghidupan utama bagi masyarakat pesisir Sebulu.
Ia menilai, upaya intervensi seperti program Kredit Kukar Idaman dari pemerintah daerah patut diapresiasi, namun realisasi di lapangan masih belum menjangkau seluruh kelompok nelayan.
“Banyak yang belum tersentuh bantuan, padahal kebutuhan akan dukungan terus mendesak. Kita butuh skema pendampingan dan distribusi yang lebih luas serta merata,” ujar Nurul
Ia menjelaskan, hanya sebagian kecil nelayan yang dapat mengakses fasilitas kredit tersebut, sementara sebagian besar lainnya masih mengandalkan modal pribadi atau bahkan tidak mendapatkan dukungan sama sekali.
Masalah lainnya adalah pada sektor pemasaran. Selama ini, nelayan Sebulu hanya menjual ikan di pasar lokal dengan harga yang sering kali rendah, apalagi ketika pasokan melimpah. Minimnya akses pasar membuat mereka kesulitan memperluas jangkauan distribusi ke wilayah yang lebih potensial.
Nurul menyebutkan, dampak dari kondisi tersebut membuat margin keuntungan para nelayan menjadi tipis. Produk perikanan lokal juga kalah bersaing dengan daerah lain yang memiliki sistem pemasaran lebih terorganisir.

Pemerintah Kecamatan Sebulu, ujarnya kini tengah berupaya menjalin koordinasi dengan perangkat daerah di tingkat kabupaten untuk membuka akses promosi dan pengemasan produk perikanan secara lebih luas dan profesional.
Ia berharap Pemkab Kukar dapat meningkatkan intervensi agar nelayan Sebulu tidak hanya dapat bertahan, sehingga dapat didata berapa jumlah yang harus dibantu dan berapa yang harus naik kelas dengan alat tangkap yang lebih modern lagi. Selain itu, perlunya pelatihan untuk menambah nilai ikan yang tidak terjual menjadi bahan olahan lainnya yang lebih ekoonomis.
“Nelayan kita sebenarnya punya semangat, tapi mereka butuh lebih banyak dukungan agar bisa naik kelas,” tandasnya.(adv/diskominfo-kukar)