Kutai Kartanegara

Produksi Tempe Desa Loh Sumber Tembus Pasar Nasional

Nisita.info – Desa Loh Sumber Kecamatan Loa Kulu Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) berhasil memproduksi tempe dan olahan tempe yang mampu menembus pasar nasional. Bahkan, jika terus dibina maka mungkin saja produk dari Desa Loh Sumber ini mampu menembus pasar internasional.

Produk tempe kini menjelma menjadi komoditas berdaya saing nasional karena dijajakan melalui penjualan di internet atau yang dikenal dengan istilah e-commerce.

Kepala Desa Loh Sumber, Sukirno menjelaskan keberhasilan ini diraih tidak mudah. Diawali sinergi antara warga, pemerintah desa, perusahaan mitra seperti PT Multi Harapan Utama (MHU), serta pendampingan instansi terkait. 

Mengantarkan UMKM tempe dari Desa Loh Sumber Kecamatan Loa Kulu Kabupaten Kutai Kartanegara mengalami transformasi besar, baik dari sisi inovasi produksi, pengemasan, hingga pemasaran.

“Kami memulai dari nol. Tapi setelah pelatihan dan dukungan dari berbagai pihak, terutama dalam digital marketing dan branding produk, akhirnya kami bisa menjual ke luar daerah, termasuk ke Jakarta,” ungkap Kepala Desa Loh Sumber, Sukirno, pada Selasa (8/4/2025).

Menurutnya, salah satu pencapaian paling membanggakan adalah pengiriman 1.000 bungkus keripik tempe ke Jakarta, yang menjadi bukti bahwa inovasi dan semangat gotong royong warga bisa menciptakan nilai ekonomi nyata.

Tak hanya itu, geliat UMKM juga didorong oleh peran aktif ibu-ibu desa yang tergabung dalam kelompok PKK. Mereka tak hanya memproduksi, tetapi juga mengelola kemasan, promosi, hingga pengiriman, menjadikan produk tempe Loh Sumber tampil lebih profesional dan diminati pasar.

“Kami ingin menjadikan UMKM sebagai wajah baru ekonomi desa. Tidak hanya soal tempe, tapi juga bagaimana kami memanfaatkan teknologi untuk tumbuh bersama,” tambah Sukirno.

Dengan semangat inovasi, digitalisasi, dan pemberdayaan komunitas, Desa Loh Sumber kini tak hanya dikenal sebagai sentra tempe, tetapi juga sebagai contoh sukses transformasi ekonomi desa berbasis potensi lokal.

“Produk kami membawa identitas desa. Kami ingin dikenal bukan hanya karena tempenya, tapi juga karena cara kami berinovasi,” pungkas Sukirno. (adv/diskominfo-kukar)

Related Posts

1 of 15