Nisita.info, Kutai Kartanegara — Dinas Pemuda dan Olahraga Kutai Kartanegara (Dispora Kukar) terus memberikan perhatian terhadap aktivitas berbagai kegiatan turnamen olahraga, khususnya olahraga kemasyarakatan di tingkat desa dan kelurahan.
Hal tersebut dikatakan oleh Kepala Dispora Kukar, Aji Ali Husni, yang mengatakan inisiatif masyarakat dalam menggelar turnamen merupakan bentuk nyata dari semangat partisipatif dan kemandirian dalam membangun olahraga.
“Olahraga yang tumbuh dari masyarakat untuk masyarakat adalah bentuk pembangunan yang paling sehat,” ujarnya, pada Sabtu (1/11/2025).
Menurutnya, kegiatan yang banyak digagas masyarakat ini dinilai menjadi indikator positif tumbuhnya budaya olahraga di lingkungan masyarakat. Warga sadar bahwa olahraga tidak saja dapat menyehatkan tubuh tetapi juga dapat menjadi sarana untuk meraih prestasi.
Dispora Kukar berperan sebagai fasilitator dalam mendukung pelaksanaan kegiatan olahraga berbasis komunitas. Dukungan diberikan melalui pembinaan, pendampingan, maupun sinergi dengan perangkat daerah terkait agar kegiatan serupa dapat terus berkelanjutan.
Menurut Aji Ali, turnamen di tingkat lokal tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga sarana mempererat silaturahmi antarwarga serta ruang pembinaan bagi atlet muda.
“Banyak bibit potensial yang muncul dari kegiatan turnamen di masyarakat ini. Mereka adalah aset daerah yang perlu terus kita dorong untuk dapat berprestasi,” ujarnya.
Dispora Kukar juga menilai pentingnya keterlibatan pemerintah kecamatan dan kelurahan dalam menjaga kesinambungan kegiatan olahraga masyarakat.
Menurut Ali Husni, dengan koordinasi yang baik, kegiatan di tingkat desa dapat menjadi bagian dari sistem pembinaan olahraga yang terarah. Selain berdampak pada pembinaan atlet, kegiatan olahraga masyarakat turut berperan membentuk karakter positif, seperti sportivitas, disiplin, dan kerja sama.
“Nilai-nilai tersebut menjadi pondasi dalam membangun generasi muda yang sehat dan berdaya saing,” ucapnya.
Aji Ali menegaskan, keberhasilan pembinaan olahraga tidak hanya diukur dari prestasi, tetapi juga dari sejauh mana masyarakat menjadikan olahraga sebagai bagian dari gaya hidup.
“Kalau masyarakat sudah menjadikan olahraga sebagai budaya, itu artinya pembinaan kita berhasil,” ujarnya. (Yul/Adv/Dispora Kukar)















