Nisita.info – Perpustakaan tidak lagi hanya sebatas tempat membaca. Di Kabupaten Berau, institusi ini kini punya visi baru: menjadi bagian tak terpisahkan dari sektor pariwisata. Visi ini disampaikan Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Berau, Yudha Budisantosa dalam acara Bedah Buku di Kantor Perpustakaan Sanggam Barintak, Jalan Milono, pada Kamis (9/11).
Langkah ini sejalan dengan arahan Bupati untuk mereformasi ekonomi daerah yang selama ini bertumpu pada sektor pertambangan. Melalui gagasan inovatif ini, perpustakaan akan diintegrasikan dengan tempat-tempat wisata hingga menjadi bagian dari museum, menjadikannya destinasi yang menarik bagi warga maupun turis.
Kadispusip Berau Yudha menjelaskan bahwa transisi ekonomi ini menuntut kolaborasi lintas sektor, terutama dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar). Ia percaya, sinergi ini akan mengubah wajah perpustakaan dan menjadikannya motor penggerak wisata.
“Melalui pariwisata inilah, bagaimana kita pikirkan ke depan agar perpustakaan itu menjadi bagian pariwisata, misalnya perpus menyatu dengan museum,” bebernya.
Visi ini bukan datang tanpa alasan. Selama dua tahun berturut-turut, perpustakaan di Berau telah mendapat penghargaan sebagai yang terbaik di Kalimantan Timur. Hal ini membuktikan bahwa kualitas pelayanan dan koleksi di perpustakaan Berau sudah mumpuni, tinggal bagaimana mengembangkannya ke arah yang lebih kreatif.
Salah satu rencana konkretnya adalah mengintegrasikan event rutin perpustakaan, seperti bedah buku, dengan agenda pariwisata di Kabupaten Berau. Hal ini diharapkan bisa menarik lebih banyak minat pengunjung, serta menumbuhkan budaya literasi dengan cara yang menyenangkan dan tidak konvensional.
Dengan langkah berani ini, Berau menunjukkan bahwa literasi dan pariwisata dapat berjalan beriringan, menciptakan ekosistem yang tidak hanya cerdas dan berbudaya, tetapi juga kuat secara ekonomi dan berkelanjutan.
Di berbagai belahan dunia, perpustakaan telah berevolusi dari sekadar ruang koleksi buku menjadi destinasi ikonik yang memadukan arsitektur megah, sejarah, dan nilai edukasi. Berikut adalah beberapa contoh perpustakaan di dunia yang terkenal sebagai tempat wisata:
The Library of Congress, Amerika Serikat:
Terletak di Washington D.C., perpustakaan ini bukan hanya yang terbesar di dunia, tetapi juga sebuah mahakarya arsitektur. Pengunjung datang untuk mengagumi interiornya yang mewah, kubah besar, dan koleksi luar biasa, termasuk dokumen bersejarah seperti Alkitab Gutenberg.
The British Library, Inggris:
Di London, perpustakaan ini menjadi daya tarik turis karena koleksi manuskrip kuno yang tak ternilai. Pengunjung dapat melihat secara langsung dokumen-dokumen penting seperti Magna Carta dan naskah tulisan tangan The Beatles. Arsitekturnya yang modern juga menjadi daya tarik tersendiri.
Admont Abbey Library, Austria:
Dikenal sebagai perpustakaan biara terbesar di dunia, tempat ini adalah contoh sempurna perpaduan seni dan ilmu pengetahuan. Interiornya bergaya barok dengan lukisan dinding yang indah, patung-patung, dan rak-rak buku yang menjulang tinggi, menjadikannya salah satu perpustakaan paling fotogenik di dunia.
Stuttgart City Library, Jerman:
Berbeda dengan perpustakaan klasik, perpustakaan ini menarik wisatawan karena desainnya yang futuristik dan minimalis. Bangunannya berbentuk kubus serba putih dengan interior yang lapang dan pencahayaan alami, menciptakan pengalaman visual yang unik.
Starfield Library, Korea Selatan:
Terletak di dalam pusat perbelanjaan di Seoul, perpustakaan ini menjadi sensasi di media sosial. Dinding-dindingnya dipenuhi rak buku raksasa setinggi 13 meter, menjadikannya spot foto populer bagi turis mancanegara.
Inisiatif di Berau untuk mengintegrasikan perpustakaan dengan pariwisata sejalan dengan tren global yang melihat perpustakaan sebagai ruang publik yang dinamis dan multi-fungsi, bukan hanya sebagai gudang buku.(*/)
Foto: Ig pemkabberau
