Konservasi

Menjaga Rumah Cenderawasih, Bukan Memburunya

Di jantung hutan hujan Papua Barat, terhampar sebuah kampung kecil bernama Malagufuk. Terletak di Distrik Klasow, Kabupaten Sorong, Malagufuk menjadi surga tersembunyi bagi para pecinta alam dan burung surga — Cenderawasih.

Namun lebih dari sekadar tempat wisata, Malagufuk adalah simbol perlawanan sunyi: menjaga kehidupan, bukan merusaknya.

Dari Memburu ke Melestarikan

Dulu, suara tembakan berburu kadang terdengar di hutan ini. Cenderawasih, dengan bulunya yang memikat, menjadi incaran.

Tapi perubahan besar datang ketika warga Malagufuk mulai memahami bahwa keindahan ini lebih berharga untuk dijaga daripada diburu. Mereka beralih dari berburu menjadi pemandu wisata alam dan penjaga hutan.

Hari ini, penduduk lokal menjadi pelindung utama hutan-hutan mereka. Mereka menawarkan pengalaman ekowisata: berjalan kaki menembus kabut pagi, mendengar kicauan satwa liar, dan menyaksikan Cenderawasih menari bebas di habitat aslinya.

Harmoni dengan Alam

Ekowisata Malagufuk mengajarkan satu hal penting: keseimbangan.

Di sini, manusia dan alam hidup berdampingan. Wisatawan tidak hanya menikmati keindahan hutan, tapi juga belajar tentang konservasi, budaya lokal, dan pentingnya menjaga hutan sebagai rumah bagi semua makhluk.

Sebuah Pesan untuk Dunia

Malagufuk mengirimkan pesan sederhana namun kuat:

“Kita tidak memiliki hutan ini untuk dikuasai, kita hanya meminjamnya dari anak cucu.”

Dengan mengutamakan pelestarian daripada eksploitasi, Malagufuk menjadi contoh hidup bahwa perubahan itu mungkin — bahkan dimulai dari komunitas kecil di tengah hutan rimba.***Takapabii

Related Posts

1 of 2