Oase

Ferdiansyah, Relawan MBG Yang Kini Bisa Kirim Uang Buat Orang Tua

DEPOK – Di dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Sukmajaya, Depok, aroma masakan lezat program Makan Bergizi Gratis (MBG) tercium kuat. Namun, di antara sibuknya para relawan, Ferdiansyah Siregar (30), seorang perantau asal Medan, menemukan lebih dari sekadar pekerjaan. Ia menemukan kembali martabat dan kemampuan untuk berbakti kepada orang tuanya di kampung halaman.

Selama bertahun-tahun merantau, Ferdiansyah menjalani hidup sebagai tukang las keliling. Pekerjaannya penuh ketidakpastian. Uang didapat sesekali, mengharuskan ia berjuang keras hanya untuk menafkahi istri dan anak di Depok.

“Kalau keliling itu pendapatan enggak tentu. Kadang ada, kadang enggak. Namanya juga kerja nyari rezeki,” kenang Ferdiansyah.

Di antara ketidakpastian itu, ada satu beban batin yang paling mengganjal, mengirim uang ke orang tuanya di Medan. “Tadinya saya nyendat-nyendat ngirim ke orang tua di kampung,” ungkapnya dengan nada sesal.

Segalanya berubah sejak Ferdiansyah diterima bekerja sebagai pencuci ompreng, tempat makan, di dapur MBG SPPG Sukmajaya. Itu sebuah program inisiasi Presiden Prabowo Subianto. Pekerjaan yang terdengar sederhana ini memberikan hal yang sangat bersar baginya, gaji tetap.

“Alhamdulillah, dengan program MBG ini saya dapat gaji tetap. Semenjak ada program makan bergizi gratis, ekonomi saya semakin membaik,” jelasnya, wajahnya berseri-seri.

Pendapatan tetap ini tidak hanya menstabilkan kehidupan anak dan istrinya di perantauan, tetapi yang paling utama, menghidupkan kembali kewajiban baktinya.

“Sekarang setiap dua minggu saya bisa kirim uang ke orang tua. Itu yang paling melegakan. Saya bisa rutin memberikan perhatian,” ujarnya haru.

Bagi Ferdiansyah, uang yang dikirimkan setiap dua minggu itu melampaui nominalnya; itu adalah bukti bahwa ia, sang anak perantau, kini telah mencapai kemandirian dan mampu membalas kasih sayang orang tua.

Dampak berantai program MBG terhadap kesejahteraannya tak berhenti di situ. Dengan penghasilan yang stabil, Ferdiansyah berhasil mewujudkan impian yang selama ini tertunda: memiliki kendaraan pribadi.

“Alhamdulillah saya bisa beli motor. Jadi, sekarang enggak ribet lagi minjam ke sana-sini kalau mau kerja. Alhamdulillah, saya punya motor pribadi,” tutupnya.

Motor baru itu kini menjadi simbol ganda: simbol kemandirian dalam bekerja, sekaligus alat yang mengantar rezeki sehingga ia bisa terus menjalankan misi utamanya: berbakti dan mengirimkan setetes asa untuk kedua orang tuanya di Medan, yang kini terwakili oleh ketekunannya mencuci ompreng di Depok.

“Terima kasih untuk Bapak Presiden Prabowo Subianto. Saya harap program ini terus berjalan dan semakin luas. Sangat bermanfaat bagi masyarakat kecil,” pungkasnya penuh harap.(*/bakomri/pt)

Related Posts

1 of 4