Olah Pikir

Bukan Kebetulan, Mengapa Gedung RRI Samarinda dan Kwarda Kaltim Berdampingan?

BAGI warga Samarinda, Jalan M. Yamin bukan hanya sekadar jalur protokol, tetapi juga rumah bagi beberapa lembaga publik yang bersejarah. Di sana berdiri tegak kompleks Radio Republik Indonesia (RRI) Samarinda dan tepat di sebelahnya, Sekretariat Kwartir Daerah Gerakan Pramuka (Kwarda) Kalimantan Timur.

Dua institusi inI, satu fokus pada frekuensi suara, satu lagi fokus pada pembinaan karakter muda, telah berbagi alamat di Jalan M. Yamin sejak pertengahan tahun 1970-an. Secara tata ruang, penempatan yang berdekatan ini terasa begitu disengaja.

Namun, tahukah Anda, apa alasan historis dan filosofis yang mendasari keputusan Pemerintah Daerah kala itu menempatkan kedua lembaga vital ini dalam satu kompleks? Mengapa RRI, sebagai corong informasi resmi negara, harus berada persis di samping markas pembinaan generasi muda?

Keputusan yang diambil sekitar tahun 1973–1976 ini bukan sekadar kebetulan dalam pembagian kavling tanah. Ada logika pembangunan sinergi yang kuat di baliknya. Apakah ini tentang percepatan informasi? Mungkinkah Pemerintah Daerah di masa Orde Baru menyadari bahwa Pramuka adalah kekuatan pemuda yang paling efektif untuk menyebarkan program-program pembangunan?

Dengan menempatkan Kwarda di sebelah RRI, apakah tujuannya adalah memastikan setiap kebijakan, setiap semangat nasionalisme, dapat segera diangkat melalui gelombang udara RRI dan diteruskan secara cepat kepada masyarakat oleh jaringan Pramuka yang luas?

Atau, apakah ini tentang pembinaan SDM dan Kehumasan? Saat ini, pelatihan jurnalistik dan kehumasan Pramuka Kaltim rutin menggunakan fasilitas RRI. Penempatan yang berdekatan ini mencerminkan sebuah pola kolaborasi yang telah dirancang puluhan tahun lalu.

Apakah para perencana kota saat itu memang bertujuan menciptakan pusat sinergi media dan kepemudaan? Sebuah tempat di mana keterampilan komunikasi dan penyampaian pesan diajarkan dan dipraktikkan secara langsung di samping media penyiaran utama?

Gedung RRI yang pindah ke M. Yamin pada tahun 1976 dan Sekretariat Kwarda yang menempati lahannya sejak 1974 adalah saksi bisu. Kehadiran keduanya bersamaan dengan gedung PKK yang juga berada di kawasan tersebut seolah menegaskan bahwa M. Yamin adalah simpul untuk menggerakkan tiga pilar penting: Informasi Publik (RRI), Pembinaan Karakter (Pramuka), dan Kesejahteraan Keluarga (PKK).

Ppenempatan geografis ini merupakan “jejak digital” masa lalu yang menantang kita: apa makna terdalam di balik lokasi berdampingan RRI dan Kwarda Kaltim? Jawabannya mungkin terletak pada filosofi pemerintahan yang memandang komunikasi dan generasi muda sebagai dua sayap tak terpisahkan dalam pembangunan daerah.

Apakah sinergi historis ini masih relevan dan efektif di era digital saat ini? Dan bagaimana kita bisa mengoptimalkan “logika kedekatan” ini untuk kemajuan Kaltim? (Dosen/berbagai sumber)

Related Posts

1 of 3