Tahukah Kamu

Anggrek Paphiopedilum dayanum

Anggrek Paphiopedilum dayanum ditemukan oleh Hugh Low di Gunung Kinabalu, Kalimantan Utara pada tahun 1856. Kini Gunung Kinabalu masuk dalam wilayah Sabah, Malaysia Timur. Ketika Low tiba di Inggris, anggrek itu dibeli oleh John Day, seorang pencinta anggrek. Pada tahun 1860 John Lindley menetapkan anggrek ini sebagai Cypripedium dayanum.

Kemudian Stein memindahkan anggrek ini ke dalam genus Paphiopedilum. Anggrek endemik Kalimantan ini tumbuh di kotoran daun atau di tebing yang ditutupi humus, pada ketinggian 300-1.450 m di atas permukaan laut.

Paphiopedilum dayanum memiliki batang yang pendek dan tegak. Daun berjumlah 4-6 helai, dengan ujung runcing dan terbelah dua, panjangnya 21 cm dan lebar 5 cm. Permukaan atas daun berwarna hijau muda dengan bintik-bintik oval hijau gelap.

Perbungaan terdiri dari satu bunga yang berukuran sekitar 13 cm. Kelopak dorsal lonjong dengan ujung runcing, putih dengan garis-garis hijau dan ada bulu-bulu halus di ujung kelopak, panjang 6 cm dan lebar 3 cm.

Mahkotanya lonjong hingga panjang, warna merah maron muda dengan pinggiran berbulu halus, panjang 8 cm dan lebar 1,5 cm. Bibir bunga berukuran hingga 2 cm, hijau kemerah-merahan dengan bintik-bintik merah maroon yang mengkilat di dekat staminodes.(berbagai sumber/foto:Istimewa)

Related Posts