Nisita.Info — Perhimpunan Filantropi Indonesia (PFI) bersama Tanoto Foundation dan Klaster Filantropi Pendidikan menyelenggarakan peluncuran buku yang dikemas melalui Philanthropy Thought Leaders (PTL) ke-15.
Judul buku yang diluncurkan “Kolaborasi untuk Negeri: Kontribusi Filantropi dalam Mengakselerasi Agenda Pendidikan Indonesia” di Gedung Trisno Soemardjo, Taman Ismail Marzuki, Jakarta pada Jumat, (19 Juli 2024).
Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan kontribusi dan praktik baik filantropi dalam membantu pencapaian agenda pendidikan nasional kepada pemangku kepentingan yang lebih luas.
Kegiatan ini merupakan puncak dari kampanye Klaster Filantropi Pendidikan bertajuk #FilantropiuntukPendidikan yang bertujuan menginspirasi dan mengajak pemangku kepentingan serta publik mengenai membangun Generasi Emas melalui pendidikan berkualitas.
Pada acara PTL ke-15, Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Dr. Iwan Syahril, Ph.D., mengatakan pihaknya mengapresiasi tak terhingga atas terbitnya buku berjudul “Kolaborasi untuk Negeri: Kontribusi Filantropi dalam Mengakselerasi Agenda Pendidikan Indonesia” .
Kegiatan ini diinisiasi oleh Perhimpunan Filantropi Indonesia, Tanoto Foundation, dan Klaster Filantropi Pendidikan sebagai bukti semangat gotong royong dan sinergi lembaga filantropi untuk menghadirkan perbaikan dan transformasi pendidikan di Indonesia.
“Buku ini memberikan gambaran penting tentang kondisi pendidikan di Indonesia saat ini, upaya-upaya lembaga filantropi turut menjaga semangat advokasi pendidikan dengan semangat keadilan dan kesetaraan, peluang perbaikan pendidikan melalui gerakan Merdeka Belajar serta bagaimana intervensi dan dukungan lembaga filantropi dalam perbaikan program pendidikan nasional secara gotong royong,” ujar Iwan.
Iwan meyakini bahwa buku ini dapat menjadi acuan penting bagi pemerintah pusat dan daerah dalam menyusun agenda-agenda kerja strategis nasional untuk perbaikan sistem pendidikan di Indonesia.
Pada waktu dan tempat yang sama, Direktur Eksekutif Perhimpunan Filantropi Indonesia, Gusman Yahya pada saat memberikan sambutan menjelaskan pendidikan memegang peran kunci dalam membentuk dasar pembangunan berkelanjutan, kesejahteraan individu dan kemajuan suatu negara.
Oleh karena itu, investasi dalam pendidikan dianggap sebagai langkah esensial untuk mencapai pembangunan berkelanjutan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
“Filantropi, yang melibatkan kontribusi dari masyarakat sipil dan sektor swasta, dapat memainkan peran penting dalam mendukung upaya pemerintah. Filantropi memberikan kontribusi yang signifikan untuk mengatasi tantangan di sektor pendidikan, membantu memajukan sistem pendidikan yang lebih inklusif, inovatif, dan berkelanjutan” kata Gusman.
Gusman menegaskan prinsip gotong royong harus diperkuat sehingga semua aktor perlu terlibat termasuk filantropi. Kekuatan lainnya dari filantropi terletak pada adanya fleksibilitas untuk melakukan ko-kreasi dan kolaborasi aksi kolektif dengan sesama lembaga filantropi dan juga lembaga publik, sehingga dapat mengakselerasi serta mendukung tujuan strategis nasional.
“Kami berharap karya ini dapat menjadi salah satu sumber inspirasi bagi semua pihak untuk terlibat dalam upaya intervensi yang lebih mendalam terkait isu-isu pendidikan atau bagi lembaga-lembaga filantropi yang hendak memulai kegiatan di sektor pendidikan di Indonesia,” tegas Gusman.
Salah satu narasumber pada acara PTL ke-15, Head Of Strategic Planning and Partnership Tanoto Foundation, Aryanti Savitri menyampaikan bahwa pendidikan adalah kunci untuk memperbaiki kehidupan di masa depan. Oleh sebab itu, Tanoto Foundation berfokus untuk membantu masyarakat Indonesia dapat mengakses pendidikan berkualitas.
“Kami meyakini bahwa setiap manusia layak mendapat kesempatan untuk memenuhi potensi sepenuhnya. Melalui program kami sendiri, kemitraan dan sebagai katalis bagi yang lain, kami berupaya meningkatkan kualitas pendidikan dan taraf hidup masyarakat. Misi kami adalah mengembangkan potensi individu dan memperbaiki taraf hidup melalui pendidikan berkualitas yang transformative,” ujar Aryanti.
Aryanti menegaskan pendidikan berkualitas bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah tetapi juga membutuhkan peran serta sektor swasta seperti korporasi, Lembaga Swadaya Masyarakat dan lembaga filantropi. Kemitraan pemerintah dan swasta yang kuat dalam mengatasi berbagai aspek di sektor pendidikan akan mampu mempercepat peningkatan kualitas serta pemerataan pendidikan di Indonesia.
Pada PLT ke-15 juga turut hadir narasumber yang mumpuni pada bidang pendidikan, yaitu Penulis dan Peneliti Pusat Riset Kependudukan BRIN, Dini Dwi Kusumaningrum; Presiden Direktur Pertamina Foundation, Agus Mashud A. Asngari; Akademisi dan Co-Founder & Director Beneran Indonesia, Avia Destimianti dan Kepala Pusat Standar dan Kebijakan Pendidikan Kemendikbudristek RI. Irsyad Zamjani, Ph.D. Diskusi ini dimoderatori oleh Program Officer di William and Lily Foundation, Nurma Fitrianingrum.(*/adv)