Nisita.Info – Panitia Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Nasional XXX yang berlangsung di Kalimantan Timur (Kaltim) menetapkan anggrek hitam (Coelogyne pandurata L) sebagai maskot MTQ tahun 2024.
Sekretaris Daerah Provinsi Kaltim, Sri Wahyuni, menjelaskan maskot anggrek hitam dipilih karena memiliki makna keindahan, keanggunan, dan simbol perlindungan dari Allah SWT. Anggrek hitam adalah tanaman atau flora endemik yang hanya tumbuh di Kalimantan Timur.
“Anggrek ini berwarna hijau di tengah kelopak bunga yang berwarna hitam, sehingga disebut anggrek hitam,” jelas Sri pada Ekspos MTQ Nasional XXX tahun 2024 di Hotel Puri Senyiur belum lama ini.
Dikatakan, jika anggrek hitam ini juga berfungsi sebagai simbol perlindungan. Tumbuhan langka ini dilindungi dari perdagangan anggrek yang tercantum dalam Konvensi Perdagangan Internasional Spesies Liar Hewan dan Tumbuhan Langka (CITES) Appendix I dan II.
Anggrek hitam ini memiliki habitat alam tumbuh di kawasan Cagar Alam Padang Luwai yang masuk dalam tiga kecamatan yaitu Kecamatan Melak, Sekolaq Darat dan Kecamatan Damai. Hanya berjarak sekitar 45 menit berkendaraan roda empat dari Kecamatan Barong Tongkok.
Cagar alam ini dikelola Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Timur. Telah dikukuhkan sebagai kawasan konservasi melalui Surat Keputusan (SK) Menteri Kehutanan Nomor 1834/Menhut-VII/KUH/2014 tanggal 25 Maret 2014 dengan luas 4.785,23 Hektar (Ha).
Anggrek ini tidak seluruhnya hitam melainkan seluruh kelopaknya (biasanya berjumlah lima) berwarna kuning muda dengan putik bintik-bintik berwarna hitam.
Musim berbunga anggrek hitam biasanya terjadi pada akhir tahun antara bulan Oktober sampai Desember. Ketika musim bunga, terdapat ratusan kuntum bunga yang bisa kita temui. Dengan bunga berbentuk tangkai, anggrek ini memiliki pesonanya sendiri terlebih lagi dengan aromanya yang khas.
Anggrek ini tumbuh secara liar, sangat sulit untuk memeliharanya di rumah, karena harus mendapatkan tempat yang suhu tropisnya sempurna. Di habitatnya di kawasan Cagar Alam Padang Luway, anggrek ini tumbuh menempel pada batang-batang kayu kecil disekitarnya. Uniknya, di Padang Luway tanah tempat tumbuhnya anggrek ini adalah pasir putih seperti layaknya pasir pantai. Padahal, tanah di luar kawasan Padang Luway berwarna hitam kecoklatan.(*/YA)