Warta Utama

Kegiatan Kampus Kebangsaan Sukses di Balikpapan

Nisita.Info – Lebatnya hujan yang mengguyur Kota Balikpapan sejak pukul 08.30 Wita, tidak menyurutkan para mahasiswa di Balikpapan untuk mengikuti kegiatan Penguatan Kampus Kebangsaan di bertempat di Universitas Mulia pada Kamis 915/8/2024).

Para mahasiswa yang telah mendaftar melalui daring (online) antre dengan tertib untuk melakukan proses absensi sebelum masuk ke ruangan Ballroom Cheng Ho Universitas Mulia. Mahasiswa datang dari berbagai perguruan tinggi baik negeri maupun swasta yang ada di Kota Balikpapan. Tak kurang 500-an mahasiswa menjadi peserta.

Kegiatan ini digelar oleh Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT RI) bekerjasama dengan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme Kaltim (FKPT Kaltim) sebagai kepanjangan tangan BNPT di daerah.

Ketua FKPT Kaltim H. Ahmad Jubaidi  dalam laporannya mengatakan tema kegiatan Penguatan Kampus Kebangsaan ini adalah “Jaga Kampus Kita” yang dihadiri sekitar 500-an mahasiswa yang tersebar di beberapa perguruan tinggi di Balikpapan.

“Tema kegiatan Jaga Kampus Kita adalah upaya secara komprehensif semua pihak akan pentingnya edukasi dan literasi tentang bahaya radikalisme dan terorisme, agar mahasiswa mampu berpikir kritis serta terhindar dari paham-paham ekstrim,” ujarnya.

Sementara itu, Rektor Universitas Mulia Balikpapan, Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si dalam sambutannya mengatakan sikap intoleransi di kalangan mahasiswa terbilang  rendah. Hal ini tentunya menjadi kekhawatiran akan mudahnya paham radikalisme-terorisme masuk ke dalam pikiran dan perasaan mahasiswa.

Ahsin Rifa’i menjelaskan saat ini pernya sebuah kurikulum yang akan lebih banyak meningkatkan karakter mahasiswa dalam menjaga dan memelihara nilai-nilai kebangsaan di kalangan mahasiswa.

Diskusi panel dengan narasumber Direktur Pencegahan BNPT Prof. Dr. Irfan Idris, M.A (tengah) dan mitra Deradikalisasi BNPT Mohamad Nasir Abbas (kanan) yang dipandu oleh Kasubdit Pemberdayaan Masyarakat BNPT, Kolonel (sus) Dr. Harianto, S.Pd., M.Pd.

“Kami sangat mengapresiasi kegiatan yang dilakukan oleh BNPT dan FKPT Kaltim ini. Semoga kegiatan Penguatan Kampus Kebangsaan ini menjadi sebuah pembekalan bagi mahasiswa di Balikpapan agar tidak terpapar paham radikalisme-terorisme dan intoleransi,” tegasnya.

Dalam acara yang berlangsung hingga siang hari ini juga dilangsungkan diskusi panel dengan narasumber Direktur Pencegahan BNPT Prof. Dr. Irfan Idris, M.A dan mitra Deradikalisasi BNPT Mohamad Nasir Abbas yang merupakan mantan narapidana kasus teroris dan kini telah kembali kepangkuan NKRI.

Diskusi yang dipandu oleh Kasubdit Pemberdayaan Masyarakat BNPT, Kolonel (sus) Dr. Harianto, S.Pd., M.Pd, juga berlangsung dengan menarik karena kedua narasumber memaparkan sebab dan akibat bahayanya paparan radikalisme-terorisme di Indonesia.

Prof Irfan berpesan agar para mahasiswa hati-hati dalam menggunakan media sosial. Melalui media sosial, ujar Irfan tidak jarang disusupi oleh paham radikalisme dan intoleransi, menebar kebencian dan memecah belah anak bangsa.

“Mari kita perkuat Kampus Kebangsaan dengan indikator-indikator yang kuat agar mahasiswa kita mampu mengenali dan menghindari paparan paham radikalisme dan terorisme  di kalangan kampus,” ujarnya.

Seorang mahasiswa Universitas Mulia Balikpapan bertanya kepada narasumber dalam acara Penguatan Kampus Kebangsaan di Balikpapan pada Kamis (15/8/2024).

Sementara itu, mantan narapidana teroris yang kini menjadi mitra Deradikalisasi BNPT,  Mohamad Nasir Abbas memaparkan bagaimana virus radikalisme-terorisme menyerang seseorang, termasuk kalangan pelajar dan mahasiswa.

Nasir Abbas yang pernah malang melintang di berbagai negara sebagai Ketua Mantiqi 3 Jamaah Islamiah (JI) sejak usia 16 tahun membongkar cara-cara paparan radikalisme-terorisme bekerja mempengaruhi pikiran dan perasaan seseorang.

‘”Seseorang dapat terpapar paham radikalisme-terorisme  melalui banyak cara diantaranya melalui pertemanan, oknum guru, kelas agama atau pengajian, kelompok keagamaan hingga media sosial. Bahkan saya terpapar paham ini karena faktor keturunan dari orang tua yang berpaham Wahabi,” ucapnya.(RoL)

 

Related Posts

1 of 3

Leave A Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *