Nisita.Info – Pengabdian Kepada Masyarakat Program Studi (Prodi) Bisnis Digital Politeknik Negeri Samarinda, memperkenalkan teknologi modern pengolahan greenhouse dengan sistem penyiraman otomatis.
Ketua pelatihan Renita Kawuryan, MBA dengan anggota pelatihan yaitu Johan Lucas Away, SE.,M.Si dan Syachrul, SE.,MM. Kegiatan ini juga diikuti oleh mahasiswa Administrasi Bisnis, Ardiyanto Parhorasan Mahendra Sitorus dan Ayu Kusmaningsih.
Selanjutnya peserta pelatihan yaitu pengelola green house adalah petani di Taman Teknologi Pertanian (TTP) di Desa Bangun Rejo L3, Tenggarong Seberang Kabupaten Kutai Kartanegara. Salah satu nama pengelola yaitu Ketut Mahendra.
Ketua pelatihan Renita Kawuryan menjelaskan sasaran kegiatan ini selain untuk para petani, khususnya petani di TTP Bangun Rejo. Para petani yang akan langsung bersentuhan dengan sistem (pengelola TTP) petani menggarap greenhouse saat ini dan fokus ke tanaman cabai
Renita Kawuryan menjelaskan inovasi itu diberikan kepada petani dengan harapan petani dapat menerima teknologi modern yang dapat meningkatkan efisiensi dan hasil panen.
Instalasi ini juga menggunakan sistem penyiraman otomatis berbasis IoT yang memungkinkan petani untuk mengontrol pengairan tanaman dengan lebih presisi, mengurangi risiko kekeringan atau kelebihan air. Selain itu juga menghemat penggunaan air dan tenaga kerja.
“Dengan demikian, petani dapat fokus pada aspek lain dari budidaya tanaman, meningkatkan produktivitas, dan pada akhirnya meningkatkan pendapatan mereka,” ujarnya.
Kegiatan ini sangat penting karena tidak hanya memberikan solusi praktis bagi petani dalam mengelola pengairan tanaman cabai secara efisien, tetapi juga menjadi wadah pembelajaran bagi mahasiswa dan dosen untuk menerapkan teknologi IoT dalam bidang pertanian.
Selain itu, kegiatan pengabdian kepada masyarakat prodi Bisnis Digital juga dapat membuka peluang untuk mengembangkan model bisnis berkelanjutan yang dapat meningkatkan kesejahteraan petani dan mendorong kemajuan teknologi pertanian di Desa Bangun Rejo.
Dijelaskan, sistem penyiraman otomatis berbasis IoT bekerja dengan cara sensor kelembaban suhu yang ditempatkan di dalam greenhouse akan terus memantau tingkat kelembaban di sekitar tanaman cabai. Data kelembaban ini kemudian dikirim melalui koneksi internet ke smartphone petani atau pengelola greenhouse.
Ketika kelembaban suhu turun di bawah ambang batas yang telah ditentukan (hawa menjadi panas), maka sistem akan mengirimkan notifikasi ke smartphone. Petani kemudian dapat memutuskan untuk mengaktifkan sistem penyiraman otomatis melalui aplikasi di smartphone mereka.
Setelah diaktifkan, sistem akan menghidupkan smart switch yang terhubung ke pompa air dan misting sprayer. Misting sprayer akan mulai menyemprotkan air dalam bentuk kabut halus ke tanaman cabai sesuai dengan pengaturan waktu yang telah ditentukan sebelumnya.
Setelah selesai, sistem akan otomatis mematikan pompa dan smart switch, memastikan penggunaan air yang efisien dan optimal untuk pertumbuhan tanaman cabai di dalam greenhouse.
Harapan dari kegiatan ini adalah terwujudnya peningkatan efisiensi dan produktivitas pertanian di Desa Bangun Rejo melalui penerapan teknologi IoT yang tepat guna dan terjangkau.
Dengan adanya sistem penyiraman otomatis, diharapkan petani dapat menghemat waktu, tenaga, dan sumber daya air, serta meningkatkan hasil panen tanaman cabai.
“Selain itu, kegiatan ini diharapkan dapat menjadi contoh sukses bagi penerapan teknologi IoT di sektor pertanian lainnya, serta mendorong kolaborasi lebih lanjut antara akademisi, pemerintah, dan masyarakat dalam memajukan pertanian di Indonesia,” jelas Renita.(*/adv)