Nisita.info — Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Kaltim Abdurrahman Amin mengingatkan kepada generasi muda tersebut terhadap bahaya obesitas informasi.
“Obesitas informasi maksudnya adalah ketika kita banyak mengonsumsi informasi yang sebenarnya tidak kita perlukan. Tapi karena dalam sehari kita selalu mengakses media sosial selama berjam-jam, sehingga informasi-informasi tersebut dapat dengan mudah masuk dalam memori,” kata Rahman ketika menjadi pembicara utama pelatihan jurnalistik tingkat dasar kader muda Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDDI) di Masjid Luhur Bairuha (MLB), Kompleks Pondok Pesantren (Ponpes) Bairuha, Balikpapan, Sabtu (25/5/2024).
Sebanyak 172 kader muda LDDI yang datang dari berbagai daerah berkumpul mendapat pembekalan dari Abdurrahman Amin yang juga menjadi pemimpin redaksi (pemred) surat kabar harian Samarinda Pos.
Dijelaskan Rahman, akibat dari bahaya obesitas informasi ini adalah lahirnya generasi overthinking. Lambat laun, fenomena ini melahirkan banyak penyakit-penyakit mental. “Persis kalau kita banyak makan. Badan jadi berlemak dan rentan penyakit. Begitu juga kalau kita banyak menerima informasi. Memori jadi penuh dan bikin banyak pikiran. Ujung-ujungnya sakit mental,” lanjut Rahman.
Di era media sosial hal tersebut lumrah terjadi. Ini karena setiap orang kini bisa memproduksi informasi. Masalahnya, informasi yang dihasilkan individu-individu tersebut tidak jelas metode dan motifnya. Hal ini berbeda dengan informasi yang disajikan media berbasis pers atau yang dihasilkan oleh wartawan.
Berita yang dihasilkan wartawan sudah pasti melalui metodelogi dan standar bisa dipertanggungjawabkan. Wartawan juga memiliki tanggung jawab terhadap publik, untuk memastikan setiap informasi yang disajikan tersebut memang benar-benar penting dan diperlukan oleh masyarakat. “Bukan informasi yang sekadar mengejar sensasi. Tapi kalau ada media berbasis pers yang ikut menyebarkan informasi tidak penting, berarti kualitas wartawannya yang harus diperbaiki,” ungkapnya.
Sampai di sini, lanjut Rahman, profesi seorang wartawan sebenarnya masih sangat relevan diperlukan oleh masyarakat. Karena itu, jika wartawan tidak memiliki keinginan untuk terus mengupgrade kemampuannya, maka setiap karya yang dihasilkannya sudah pasti tidak akan relevan dengan kebutuhan masyarakat.
“Karena kalau wartawan hanya sekadar memindahkan informasi di lapangan dalam sebuah laporan, rasa-rasanya kita tidak perlu lagi dengan wartawan. Karena semua informasi kini tersedia di media sosial,” ungkap Rahman lagi.
Karena itu, lanjut mantan Ketua Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Kaltim ini, media berbasis pers yang beritanya dihasilkan oleh wartawan memiliki tiga fungsi. Pertama adalah fungsi informasi; kedua fungsi edukasi dan ketiga fungsi pengawas jalannya kekuasaan. “Kalau sekadar mengejar fungsi informasi, media konvensional sudah pasti tertinggal. Jadi media berbasis pers harus mampu menggali informasi dari sudut pandang yang lain. Dari sudut pandang pengetahuan, sehingga mampu memberikan informasi yang dalam dan jernih terhadap satu isu yang diangkat,” ungkap Rahman lagi.
Wakil Ketua DPW LDII Kaltim, H Imam S Lutfi yang mengawali pertemuan tersebut menjelaskan detail kegiatan itu. Kata Imam, dari 172 peserta pelatihan jurnalistik dasar tersebut, 25 orang di antaranya berasal dari berbagai daerah. “Di antaranya dari Kaltara, Kalsel, Kalteng dan Sulsel. Bisa dibilang seKalimantan (kecuali Kalbar) dan Sulawesi. Sisanya dari LDII kabupaten/kota se-Katlim,” ungkapnya.
Kegiatan ini bertujuan untuk membentuk generasi muda LDII menjadi jurnalis muda dan memperkuat jejaring komunikasi. Sehingga diharapkan, jurnalis muda LDII mampu berkontribusi bagi pembangunan bangsa, negara, agama dan khususnya dalam pembangunan Kaltim untuk Nusantara.
“Pelaksanaan kegiatan ini berlangsung selama dua hari sejak Sabtu hingga Minggu (26/5/2024). Setiap peserta dibagi ke dalam beberapa kelas. Ada yang di pelatihan jurnalistik tulis, jurnalistik televisi dan jurnalistik media sosial serta desain,” tambah Imam didampingi ketua SC Prof. Dr. Ir. Hm Krishna Purnawan Candra, MS, dan Ketua OC Laode Benny, SH.
Turut dalam kegiatan ini sejumlah unsur pengurus, Ketua DPP LDII Rully Kuswahyudi, Ketua Ponpes Bairuha H Munawar, Ketua DPD LDII Balikpapan H. Hery Fatamsyah dan Sekteratis LDII Kaltim Wildan Taufik.(*)